Yayasan Pusaka Riau
Dengan Kebudayaan Membangun Kemuliaan
Keinginan untuk mengembangkan kebudayaan melalui medium pendidikan dan dunia perbukuan, merupakan dasar dari Penubuhan Yayasan Pusaka Riau. Gagasan yang pertamakali dikeluarkan oleh Taufik Ikram Jamil itu kemudian secara langsung disambut secara positif oleh Hendri Anak Abdul Rahman, Merie Ibni Zairi, dan Yuslenita Muda, yang kala itu masih menjadi mahasiswa. Cita-cita luhur itu kemudian dikongkritkan dengan menubuhkan sebuah yayasan pada tanggal 27 Mei 1999, di kantor Notaris H. Azman Yunus, SH, dan diberi nama Yayasan Pusaka Riau. Pada pengurusan awal, Yayasan Pusaka Riau langsung diterajui oleh para pendiri, yaitu Taufik Ikram Jamil sebagai ketua, Hendri Anak Abdul Rahman sebagai sekretaris, dan Merie Ibni Zairi sebagai wakil sekretaris. Untuk jabatan bendahara dipercayakan pada Yuslenita Muda. Dua orang pendiri, Hendri Anak Abdul Rahman dan Merie Ibni Zairi kemudian mengundurkan diri karena mendapat pekerjaan sebagai wartawan di Batam. Pengunduran diri ini kemudian melahirkan perubahan kepengurusan, yaitu Taufik Ikram Jamil [ketua], Syaukani Al Karim [sekretaris], dan Yuslenita Muda [bendahara]. Adanya perubahan undang-undang yayasan, yang salah satu ketentuannya menyebutkan bahwa para pendiri tidak boleh duduk sebagai pengurus, maka terjadi pula perubahan dalam struktur pengurus Yayasan Pusaka Riau. Akta pendirian kemudian diperbaharui. Pendiri Yayasan Pusaka Riau yang semula tinggal Taufik Ikram Jamil, ditambah dengan masuknya Umi Kalsum, dan keduanya sebagai akibat perubahan undang-undang tersebut mengambil posisi sebagai pembina. Pada bulan Mei 2004 dilakukan pergantian pengurus dan jabatan ketua dipegang oleh Syaukani Al Karim, dengan sekretaris Dewi Mulkhaida Ningsih, dan bendahara Yuslenita Muda. Awal Januari tahun 2005, Dewi Mulkhaida Ningsih, karena berbagai kesibukan di luar, menyatakan mengundurkan diri pula dari kepengurusan Yayasan.
Profil |Penerbit |Percetakan |AKMR |MARA |Sagu Band
|