Selamat Datang di Pusaka Riau Site

 

 

 

 

 

 


Yayasan Pusaka Riau

 

Profil
Penerbit

Percetakan
AKMR
MARA
Sagu Band

 

Daftar Buku
Katalog Buku

 

Selamat Datang di Yayasan Pusaka Riau Site

Profil |Penerbit |Percetakan |AKMR |MARA |Sagu Band |Daftar Buku

 


Jefri, Toy, Ganni, Widi (Sagu Band)
 

Pilihan Nama          

            Grup ini semula memiliki berbagai pilihan nama yang mereka yakini cukup penting dalam alam kebudayaan Melayu, sebab tak sedikit orang menyebutkan bahwa nama berkaitan dengan doa. Jika kemudian nama Sagu dipilih, hal ini melalui pertimbangan kebudayaan yang memuliakan manusia.

            Syahdan, sagu atau selalu juga disebut rumbia (metroxylon sago atau metroxylon rumphii) selalu disebut orang dengan sebutan isian hutan rawa-rawa terutama di pinggir perairan sungai maupun pantai. Tetapi di Riau, sagu dibudidayakan sejak lama dan menjadi penyelamat bagi penduduknya, bahkan sampai tahun 1980-an, masih ada daerah yang makanan pokoknya adalah sagu. Bagian dari pohon sagu ini memiliki namanya masing-masing, misalnya nipah untuk daun, umbut untuk anak, dan tematu untuk buah, yang menunjukkan dalam pohon tersebut terkandung makna kebudayaan. Begitu khususnya nilai tersebut, sagu tidak ditemukan dalam bahasa asing. Dalam bahasa Inggeris, sagu tetap disebut sagu dengan tulisan sagoo. Ini sama dengan kata “amuk” dalam bahasa Melayu yang tetap disebut “amuk” atau “amok” dalam bahasa Inggeris. Dalam bahasa latin, nama sagu pun disebut yakni metroxylon sago. Kata rumphii, juga masih dalam sebutan sagu yakni rumbia..

            Di samping untuk makanan, sagu merupakan bahan obat-obatan yang penting. Sudah lama diketahui bahwa sagu merupakan pembalut kapsul yang akan menyebabkan harga obat-obatan dapat ditekan dibandingkan dengan bungkusan kapsul sekarang. Sementara semua hal yang berhubungan dengan sagu dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dasar manusia. Daunnya, sejak berabad-abad sampai sekarang, dijadikan orang atap, sedangkan kulitnya untuk lantai. Bahkan ampas alias limbah dari pohon ini yang sudah diolah yang disebut repu, masih dapat dijadikan makanan ternak.

            Tak kalah pentingnya, sifat hidup sagu. Tanaman ini boleh dikatakan hampir tidak pernah mengenal mati, sehingga upaya membunuh sagu amatlah sulit. Sebab, akarnya yang merayap, sudah cukup menjadikannya sebagai modal untuk hidup lagi. Setidak-tidaknya, dari satu batang pohon sagu, akan lahir sagu-sagu lain. Tetapi uniknya lagi, mengambil hasil dari sagu, harus menebang pohon sagu itu sendiri.

            Kata “sagu” pun menjadi bidal dalam alam Melayu. Kalimat, “Si anu itu memang bersagu,” misalnya, menunjukkan bahwa orang yang dimaksud tersebut pintar, rendah hati, cantik maupun tampan. Pokoknya, kalimat tersebut menujukkan seseorang yang dimaksud memiliki begitu banyak kemuliaan.

            Jadi, dengan menamakan grup ini dengan sebutan Sagu, tentu juga bermakna sebagai upaya untuk mengambil semangat sagu dan segala hal yang berhubungan dengannya. Semoga.

 

 

 


 

Profil |Penerbit |Percetakan |AKMR |MARA  |Sagu Band | Email : Pusakariau@plasa.com |Po.Box 1351 Pekanbaru | Komplek (Purna MTQ) Pekanbaru Telp:(0761) 858710