Ikhwal Sagu Band
Dalam Dialog Kehadiran kelompok musik Sagu (Sagu Band) tidak terlepas dari keberadaan Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR). Ketika perguruan tinggi ini dibuka pertama kali tahun 2002, sebagian besar mahasiswanya memang sudah menggeluti dunia kesenian sejak lama meskipun banyak pula di antara mereka berasal dari grup lain atau sama sekali tidak bergabung dengan grup mana pun. Tak pelak lagi, kalau kampus yang terletak di tempat strategis dalam kawasan ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru, itu menjadi arena tempat pertemuan mereka yang baru. Tentu saja, mahasiswa “dijejali” dengan konsep-konsep kesenian yang tidak mengenal sekat-sekat dengan dalih apa pun termasuk ikhwal yang berhubungan dengan jenis-jenis seni. Di sisi lain, mereka juga diperkenalkan potensi kesenian tradisi khususnya Melayu dan pentingnya menghayati tradisi, bukan hanya karena pewarisan budaya, tetapi lebih penting lagi adalah bagi pencapaian kreativitas seniman sekarang. Setidak-tidaknya, mahasiswa diarahkan menjadi seniman sesuai dengan keberadaan dirinya dengan membuka seluas-luasnya perkembangan kesenian di mana pun berada, tetapi menggauli kesenian Melayu masa lalu—sebagai salah satu identitas Provinsi Riau dalam tapisan waktu yang begitu panjang. Dengan demikian, dialog kreativitas terus berlangsung dengan tidak hanya sibuk pada diri seniman sendiri, tetapi berbagai hal. Dialog tersebut tidak saja dalam bentuk formal atau ketika di perkuliahan saja, tetapi juga secara nonformal. Sikap sebagian besar dosen AKMR yang juga banyak di antaranya merupakan seniman kreatif—tidak hanya mengenal teoritis—yang tenggelam dalam dialog semacam ini, pada gilirannya menciptakan hubungan antarseniman secara mesra. Boleh dikatakan hubungan tidak saja terjadi secara struktural, tetapi juga emosional.
email:
Sagu_band@yahoo.com Profil |Penerbit |Percetakan |AKMR |MARA |Sagu Band | |