Ganni Itu cerita beberapa tahun silam yang masih begitu melekat di benakku. Dan ternyata Tuhan mendengar semua ini, Yang Maha Kuasa begitu lembut mengujiku dengan berbagai cobaan, sampai begitu jauh perjalanan yang telah aku lalui, kami dipertemukan kembali dalam satu konsep yang jelas pada arah perjalanan hidupku. Setelah di AKMR, pertemuan dengan Yurides Indera dan Ismael Arafat, aku semakin melihat jalanku. Sagu akhirnya lahir sebagai wujud dari semua impianku di masa silam, begitu banyak pihak yang terlibat dalam proses pengerjaan album ISTANA KERINDUAN yang tak akan mampu untuk aku ucapkan dengan sekedar kata-kata. Aku hanya berazam untuk menunjukkan kepada mereka semua bahwa aku memang seorang budak lelaki ini tiada akan melupakan kebaikan hati-budi orang lain, sampai di hati kecilku hanya terlintas untuk menjadi seorang yang setia kepada siapa pun yang telah “menyambut baik” dan “menemukan” aku di saat-saat yang memang sangat aku harapkan. Aku akan berusaha untuk menjaga semua yang telah dipercayakan untuk aku tangani dengan penuh tanggung jawab, seperti keteguhanku dalam memandang sesuatu yang bersifat kebenaran. Terlalu mulukkah ,ketika aku harus bicara demikian? Biarlah hati nurani yang menjawabnya. Sekarang Sagu telah aku ikrarkan sebagai bandku yang terakhir, artinya setelah ini tak akan ada lagi band-band yang akan aku bentuk dari awal. “Sekali berarti, setelah itu mati seperti dikatakan penyair Chairil Anwar”, kira-kira seperti itulah janji nuraniku terhadap band yang telah mengajarkan aku akan banyak hal, termasuk perjuangan atas nama kebudayaan ini. Memang tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang benar-benar sempurna. Tapi bukan suatu hal yang salah bila kita berfikir untuk hidup sebagaimana layaknya manusia. Kehidupan pasti berakhir, tergantung kita yang mengarahkannya. Mau jadi yang baik pasti ada jalan, begitu juga sebaliknya. Pintu selalu terbuka dan kita berpotensi untuk menjadi apa yang kita inginkan, aku hanya berharap untuk dapat meninggalkan dunia ini dengan syahadat, iman, cinta dan senyuman yang tak membuat orang lain mengungkit tentang segala kesalahanku di masa lalu. Bukankah pada akhirnya kita adalah sendirian ? Untuk semua pihak yang pernah bersentuhan langsung maupun tidak dengan perjalanan hidupku, aku aku hanya meminta doa restu kalian agar aku tak tersesat di tengah jalan. Teruslah memberi aku petuah, jangan bosan menceramahi aku tentang sesuatu yang kalian anggap lebih mengetahuinya, dan lihatlah aku sebagai seorang manusia, mungkin kisah kita sama, tapi rasa kita pasti berbeda. “Lihatlah karya-karyaku sebagai suatu anugerah yang didapat dari sebuah pencarian panjang, bukan sesuatu yang lantas dicurahkan dari langit dengan sebuah doa yang mustajab”. Bimbinglah aku pada satu titik yang terang agar kita bisa menyambut bias cahayanya dari ruangan mana pun. Sagu dan Ganni tak akan bisa dipisahkan… Bila Anda bersamaku saat melewati proses spiritual seperti yang aku rasakan, pasti Anda akan mengerti apa yang aku maksudkan. Raihlah tanganku dengan kasih sayang, agar kelak kita selalu bergandengan… Sebab kepada siapa lagi hidup ini hendak berbagi ? Hamparan kasihKubuka diriku untuk kau reguk beningnya surga ada darah yang mengalir beku di atas kelopak mata hati namun aku tak kan berpaut pada dinginnya airmata tangan yang kutambatkan pada syair kemelayuan tak kan membenamkan dirimu ke dasar telaga pilu sekeping raut karena kau dan aku adalah mutiara tiram di kawah panas Cahaya kita cahaya kerinduan talian kita adalah samudera dan gelombang email:
Sagu_band@yahoo.com
Profil |Penerbit |Percetakan |AKMR |MARA |Sagu Band | |